Pedagogi tidak hanya
berkutat pada ilmu dan seni mengajar, melainkan ada hubungannya dengan
pembentukan generasi baru. Artinya, ada pengaruh pendidikan sebagai sistem yang
bermuara pada pengembangan individu atau peserta didik. Pedagogi juga bermakna
ilmu pendidikan atau ilmu pengajaran.
Selain istilah
pedagogi, ada istilah pedagogis yang merupakan kata sifat dari istilah
sebelumnya. Istilah pedagogis juga bermakna sebagai salah satu proses studi
pedagogi, merupakan makna bersifat mendidik, dan jika dimaknai lebih luas yaitu
sadar terhadap arah tujuan dan ciri dasar pada proses pedagogi.
Dalam kerangka
analisis, proses pedagogis menjadi penting untuk mempertimbangkan beberapa
prinsip yang memandu proses pedagogis itu, seperti yang disorot oleh Fatima
Addine. Menurut Addine, ada beberapa prinsip pedagogis.
Nah,
di sini saya akan mencoba melakukan sedikit analisis berdasarkan
prinsip-prinsip yang dipaparkan oleh Mbak
Addine J
Pertama, kesatuan
karakter ilmiah dan ideologis dari proses pedagogis, yang menyoroti bahwa
setiap proses pedagogis harus terstruktur berdasarkan temuan yang paling maju
di bidang sains kontemporer dan dalam korespondensi total dengan ideologi kita.
Maksudnya apa ???
Menurut saya, secara
praktisnya kita bisa tinjau di kehidupan sekolah, misalnya TK. TK itu sendiri
adalah tingkatan awal untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi,
yaitu SD. Nah, ideologi dari TK itu sendiri adalah menjadi wadah yang mampu ‘mencetak’
murid-muridnya untuk masuk ke SD dengan modal yang cukup. Kalau sekarang
modalnya itu seperti bisa mengenal dan menuliskan huruf, angka, dan
pengetahuan-pengetahuan dasar lainnya. Dengan demikian, setiap konten yang
dipelajari selama TK tersebut berisi hal-hal yang mengarah pada bagaimana
caranya membuat anak-anak tersebut mampu mengenal dan menuliskan huruf serta
angka, agar mereka bisa lulus untuk memasuki SD yang diinginkan. Apalagi mengingat
sekarang masuk SD juga harus lulus tes -_- kebetulan keponakan saya juga
bernasib seperti itu #curhat
Oke balik ke topik
lagi, perkembangan teknologi zaman sekarang benar-benar lagi pesat-pesatnya,
jadi otomatis metode pengajaran yang dilakukan oleh guru-guru juga akan lebih
dikembangkan lagi sesuai dengan tuntutan zaman dan temuan-temuan paling maju.
Kalau dulu mungkin guru TK mengajar cuma sekadar belajar sambil bermain,
melatih motorik halus maupun kasar anak, sekarang tuntutannya udah upgrade jadi harus kenal dan bisa
menulis angka dan huruf. Kalau dulu mungkin memperkenalkan angka dan huruf juga
sudah ada tapi niatnya untuk memperkenalkan saja bukan mutlak si anak harus hafal
terus bisa menuliskannya, dan masih memakai alat seperti papan tulis, terus
gurunya menyebutkan angka atau huruf yang ditulisnya di papan tulis atau kertas
yang isinya huruf-huruf atau angka-angka terus ditempelin di papan tulis,
kemudian menggunakan penggaris panjang yang terbuat dari kayu warna coklat tunjuk-tunjuk
ke arah huruf yang mau diperkenalkan ke anak-anak, nah sekarang zamannya sudah gaul,
sudah tidak menggunakan metode itu lagi, sekarang modalnya sudah pakai infocus, laptop, yang ditampilkan ya
video alphabeth atau angka yang
mungkin sebelumnya sudah di-download
dari Y**t*** (dilarang sebut merek, bukan sponsor #lol) Hahahaha. Agak ribet sih saya menjelaskannya. Tapi ya saya sekadar
menjelaskan dengan metode yang saya kaitkan dengan pengalaman saya dulu dan
pengalaman keponakan saya di zaman sekarang #curhatlagi
Lanjut ke prinsip
kedua, merujuk pada kesatuan pengajaran, pendidikan, dan perkembangan proses,
karena didasarkan pada kesatuan dialektis antara pendidikan dan pengajaran yang
harus terkait dengan kegiatan pembangunan pada umumnya. Di sini, pendidikan dan
pengajaran tidak dapat dipertukarkan, namun saling melengkapi.
Bingung dengan
bahasanya ??? Oke saya coba untuk menganalisisnya dengan metode #curhat saya
lagi.
Ketika saya duduk di
bangku SMA misalnya, sekitar 7 tahun yang lalu mungkin ya -_- nah saya menempuh
pendidikan saya selama 3 tahun. Selama pendidikan tersebut saya lakukan, saya
diharuskan menjalani proses pengajaran yang sesuai dengan kurikulum SMA yang
diberlakukan sekolah saya. Bingung dengan kata pendidikan dan pengajaran apa
bedanya ? Saya sudah buka KBBI dan kata KBBI, pendidikan itu adalah proses
mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang melalui upaya
pengajaran. Nah pengajaran sendiri artinya proses atau perbuatan yang bertujuan
supaya orang mendapatkan pengetahuan. Jadi, dari definisi tersebut jelas kalau
pendidikan dan pengajaran berbeda tapi saling terkait. Jadi dengan pendidikan
melalui proses pengajaran yang baik, maka saya akan mencapai suatu titik di
mana saya memperoleh jaminan pengembangan pribadi, misalnya seperti modal untuk
masuk perguruan tinggi ataupun pekerjaan. Titik terakhir itulah yang menjadi
tujuan kegiatan pembangunan.
Prinsip ketiga
disebutkan oleh Mbak Addine yaitu domain kognitif dan afektif tidak bisa berada
dalam suasana yang kering (?)
Apa lagi ini -_______-
saya akan mencoba menganalisisnya kembali (masih) dengan metode #curhat saya
Jadi sebenarnya kalimat
di atas menyiratkan bahwa harus terstruktur berdasarkan berdasarkan kesatuan
dan hubungan antara kondisi manusia. Sederhana begini, apa yang saya ketahui
tentang lingkungan sekitar saya, tentang diri saya, di waktu yang bersamaan
perasaan dan tindakan saya akan terpengaruh oleh lingkungan tersebut. Berarti
kalau yang saya tangkap dari penjelasan yang saya buat tadi, pengetahuan
mempengaruhi perasaan dan tindakan. Kognitif mempengaruhi afektif dan konatif.
Semoga saja ini benar dan se-simple
ini.
Akhirnya sampailah ke
prinsip yang terakhir, di mana dikatakan bahwa masing-masing subsistem
aktivitas, komunikasi, dan kepribadian saling terkait satu sama lain.
Prinsip ini se-simple misalnya sehari-hari di zaman SMA
dulu #tetapcurhat, saya sekolah di SMA yang sistemnya boarding school. Aktivitas yang saya lakukan hampir di setiap
harinya adalah bangun subuh – bersiap ke sekolah – belajar dari pagi sampai
malam – balik ke asrama – tidur. Dan selama di SMA, komunikasi yang saya
lakukan sebagian besar adalah dengan para penghuni sekolah, baik itu
siswa-siswanya, guru, atau pegawai sekolah. Nah dengan aktivitas dan yang rutin
seperti itu selama 3 tahun dan terus melakukan komunikasi dengan orang-orang
yang berkecimpung (?) di dunia akademisi, maka kepribadian saya secara alami
terbentuk karena hal-hal tersebut. Saya jadi cenderung lebih disiplin dalam
melakukan aktivitas pendidikan. Intinya sih kalau menurut saya lebih kepada
kepribadian itu sebenarnya sangat terkait dengan bagaimana aktivitas dan
komunikasi kita di keseharian kita.
Jadi demikianlah
singkatnya analisis saya mengenai pedagogi, pedagogis, dan prinsip-prinsipnya –
yang di buku Prof. Dr. Sudarwan Danim – referensinya diambil dari tesis Mbak
Fatima Addine. Semoga bermanfaat ^^
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
0 komentar:
Posting Komentar