Sabtu, 12 April 2014

Analisis Tentang Pedagogi Teoritis dan Prinsip-Prinsip Pedagogis

Pedagogi tidak hanya berkutat pada ilmu dan seni mengajar, melainkan ada hubungannya dengan pembentukan generasi baru. Artinya, ada pengaruh pendidikan sebagai sistem yang bermuara pada pengembangan individu atau peserta didik. Pedagogi juga bermakna ilmu pendidikan atau ilmu pengajaran.

Selain istilah pedagogi, ada istilah pedagogis yang merupakan kata sifat dari istilah sebelumnya. Istilah pedagogis juga bermakna sebagai salah satu proses studi pedagogi, merupakan makna bersifat mendidik, dan jika dimaknai lebih luas yaitu sadar terhadap arah tujuan dan ciri dasar pada proses pedagogi.

Dalam kerangka analisis, proses pedagogis menjadi penting untuk mempertimbangkan beberapa prinsip yang memandu proses pedagogis itu, seperti yang disorot oleh Fatima Addine. Menurut Addine, ada beberapa prinsip pedagogis.

Nah, di sini saya akan mencoba melakukan sedikit analisis berdasarkan prinsip-prinsip yang dipaparkan oleh Mbak Addine J

Pertama, kesatuan karakter ilmiah dan ideologis dari proses pedagogis, yang menyoroti bahwa setiap proses pedagogis harus terstruktur berdasarkan temuan yang paling maju di bidang sains kontemporer dan dalam korespondensi total dengan ideologi kita.

Maksudnya apa ???

Menurut saya, secara praktisnya kita bisa tinjau di kehidupan sekolah, misalnya TK. TK itu sendiri adalah tingkatan awal untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi, yaitu SD. Nah, ideologi dari TK itu sendiri adalah menjadi wadah yang mampu ‘mencetak’ murid-muridnya untuk masuk ke SD dengan modal yang cukup. Kalau sekarang modalnya itu seperti bisa mengenal dan menuliskan huruf, angka, dan pengetahuan-pengetahuan dasar lainnya. Dengan demikian, setiap konten yang dipelajari selama TK tersebut berisi hal-hal yang mengarah pada bagaimana caranya membuat anak-anak tersebut mampu mengenal dan menuliskan huruf serta angka, agar mereka bisa lulus untuk memasuki SD yang diinginkan. Apalagi mengingat sekarang masuk SD juga harus lulus tes -_- kebetulan keponakan saya juga bernasib seperti itu #curhat

Oke balik ke topik lagi, perkembangan teknologi zaman sekarang benar-benar lagi pesat-pesatnya, jadi otomatis metode pengajaran yang dilakukan oleh guru-guru juga akan lebih dikembangkan lagi sesuai dengan tuntutan zaman dan temuan-temuan paling maju. Kalau dulu mungkin guru TK mengajar cuma sekadar belajar sambil bermain, melatih motorik halus maupun kasar anak, sekarang tuntutannya udah upgrade jadi harus kenal dan bisa menulis angka dan huruf. Kalau dulu mungkin memperkenalkan angka dan huruf juga sudah ada tapi niatnya untuk memperkenalkan saja bukan mutlak si anak harus hafal terus bisa menuliskannya, dan masih memakai alat seperti papan tulis, terus gurunya menyebutkan angka atau huruf yang ditulisnya di papan tulis atau kertas yang isinya huruf-huruf atau angka-angka terus ditempelin di papan tulis, kemudian menggunakan penggaris panjang yang terbuat dari kayu warna coklat tunjuk-tunjuk ke arah huruf yang mau diperkenalkan ke anak-anak, nah sekarang zamannya sudah gaul, sudah tidak menggunakan metode itu lagi, sekarang modalnya sudah pakai infocus, laptop, yang ditampilkan ya video alphabeth atau angka yang mungkin sebelumnya sudah di-download dari Y**t*** (dilarang sebut merek, bukan sponsor #lol) Hahahaha. Agak ribet sih saya menjelaskannya. Tapi ya saya sekadar menjelaskan dengan metode yang saya kaitkan dengan pengalaman saya dulu dan pengalaman keponakan saya di zaman sekarang #curhatlagi

Lanjut ke prinsip kedua, merujuk pada kesatuan pengajaran, pendidikan, dan perkembangan proses, karena didasarkan pada kesatuan dialektis antara pendidikan dan pengajaran yang harus terkait dengan kegiatan pembangunan pada umumnya. Di sini, pendidikan dan pengajaran tidak dapat dipertukarkan, namun saling melengkapi.

Bingung dengan bahasanya ??? Oke saya coba untuk menganalisisnya dengan metode #curhat saya lagi.

Ketika saya duduk di bangku SMA misalnya, sekitar 7 tahun yang lalu mungkin ya -_- nah saya menempuh pendidikan saya selama 3 tahun. Selama pendidikan tersebut saya lakukan, saya diharuskan menjalani proses pengajaran yang sesuai dengan kurikulum SMA yang diberlakukan sekolah saya. Bingung dengan kata pendidikan dan pengajaran apa bedanya ? Saya sudah buka KBBI dan kata KBBI, pendidikan itu adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang melalui upaya pengajaran. Nah pengajaran sendiri artinya proses atau perbuatan yang bertujuan supaya orang mendapatkan pengetahuan. Jadi, dari definisi tersebut jelas kalau pendidikan dan pengajaran berbeda tapi saling terkait. Jadi dengan pendidikan melalui proses pengajaran yang baik, maka saya akan mencapai suatu titik di mana saya memperoleh jaminan pengembangan pribadi, misalnya seperti modal untuk masuk perguruan tinggi ataupun pekerjaan. Titik terakhir itulah yang menjadi tujuan kegiatan pembangunan.

Prinsip ketiga disebutkan oleh Mbak Addine yaitu domain kognitif dan afektif tidak bisa berada dalam suasana yang kering (?)

Apa lagi ini -_______- saya akan mencoba menganalisisnya kembali (masih) dengan metode #curhat saya

Jadi sebenarnya kalimat di atas menyiratkan bahwa harus terstruktur berdasarkan berdasarkan kesatuan dan hubungan antara kondisi manusia. Sederhana begini, apa yang saya ketahui tentang lingkungan sekitar saya, tentang diri saya, di waktu yang bersamaan perasaan dan tindakan saya akan terpengaruh oleh lingkungan tersebut. Berarti kalau yang saya tangkap dari penjelasan yang saya buat tadi, pengetahuan mempengaruhi perasaan dan tindakan. Kognitif mempengaruhi afektif dan konatif. Semoga saja ini benar dan se-simple ini.

Akhirnya sampailah ke prinsip yang terakhir, di mana dikatakan bahwa masing-masing subsistem aktivitas, komunikasi, dan kepribadian saling terkait satu sama lain.

Prinsip ini se-simple misalnya sehari-hari di zaman SMA dulu #tetapcurhat, saya sekolah di SMA yang sistemnya boarding school. Aktivitas yang saya lakukan hampir di setiap harinya adalah bangun subuh – bersiap ke sekolah – belajar dari pagi sampai malam – balik ke asrama – tidur. Dan selama di SMA, komunikasi yang saya lakukan sebagian besar adalah dengan para penghuni sekolah, baik itu siswa-siswanya, guru, atau pegawai sekolah. Nah dengan aktivitas dan yang rutin seperti itu selama 3 tahun dan terus melakukan komunikasi dengan orang-orang yang berkecimpung (?) di dunia akademisi, maka kepribadian saya secara alami terbentuk karena hal-hal tersebut. Saya jadi cenderung lebih disiplin dalam melakukan aktivitas pendidikan. Intinya sih kalau menurut saya lebih kepada kepribadian itu sebenarnya sangat terkait dengan bagaimana aktivitas dan komunikasi kita di keseharian kita.

Jadi demikianlah singkatnya analisis saya mengenai pedagogi, pedagogis, dan prinsip-prinsipnya – yang di buku Prof. Dr. Sudarwan Danim – referensinya diambil dari tesis Mbak Fatima Addine. Semoga bermanfaat ^^





Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar