Kalau dilihat dari postingan saya beberapa waktu lalu, saya sudah mempostingkan mengenai Proses Pembelajaran yang saya lakukan (bersama teman kelompok saya). Kemudian saya mencoba untuk mengaitkannya dengan analisis menggunakan konsep pedagogi abad ke 21.
Cekidot ~
Ketika saya melakukan proses pembelajaran beberapa waktu
lalu, ada beberapa teori yang dapat menjelaskan beberapa hal guna menganalisis
diri saya menggunakan teori-teori pedagogi abad 21, yaitu :
1.
Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, termasuk TIK, telah melahirkan perubahan dalam pola
pembelajaran, juga telah lahir paradigma baru pembelajaran berbasis teknologi
dan komunikasi (Danim, 2010, h. 101)
Adanya kemajuan
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan komunikasi menjadi modal awal bagi saya
memberikan saran kepada kelompok dalam beberapa pengajaran yang akan kami
berikan kepada anak-anak. Seperti yang diketahui bahwa teknologi sangat modern
pada saat ini, maka saya pikir bahwa memberikan pengajaran kepada anak
menggunakan media teknologi seperti misalnya memperkenalkan alphabeth dengan video akan cukup
efektif.
2.
Kekuatan
pedagogi ilmiah adalah membuat pembelajaran semakin praktis dilihat dari prisma
konsep teoritis karena memang teori merupakan sesuatu yang praktis (Danim, 2010,
h. 103)
Ketika saya
bertindak sebagai pengajar pada proses ini, melalui pengetahuan dari teori
perkembangan mengenai anak-anak dan perkembangan pada aspek kognitif, afektif,
dan konatifnya, saya memiliki teori yang cukup untuk dapat memilah dan memilij
kata-kata dan tindakan apa saja yang harus saya lakukan dalam mengajar kepada
mereka. Dengan adanya bekal dari teori tersebut, saya jadi mengetahui bahwa
saya harus menggunakan kata-kata yang sederhana agar mudah dimengerti. Juga
kata-kata yang bersifat tidak abstrak dalam menggunakan contoh-contoh karena
masih terbatasnya kemampuan pada masa anak-anak. Dengan melakukan hal-hal yang
didasari dari teori yang ada tersebut, membuat pembelajaran bagi saya lebih
praktis dan lebih efektif, sehingga pada proses pembelajaran, anak-anak yang
saya ajarkan cukup memahami penjelasan dari saya.
3.
Beberapa alasan
tidak semua guru dapat menimba pengalaman baru selama menjalani proses
pembelajaran (Danim, 2010, h. 103).
Saya selaku
pengajar pada saat proses pembelajaran berlangsungpun merasakan adanya
kekurangan yang saya miliki sehingga saya tidak maksimal mendapatkan
pengalaman-pengalaman dan pembelajaran pada saat proses pembelajaran
berlangsung, di antaranya adalah :
a.
Informasi yang
berlebihan
Menurut saya alasan ini tidak menghambat
saya dalam menimba pengalaman baru karena informasi yang saya peroleh cukup dan
tidak berlebihan karena ada banyak hal yang saya ketahui melalui teori-teori
tentang perkembangan pada masa anak-anak yang sesuai dengan yang saya dapatkan
di lapangan.
b.
Kurangnya waktu
untuk berbagi pengetahuan
Dengan keterbatasan waktu yang saya,
kelompok, dan anak-anak miliki, membuat kami khususnya saya kurang mengeksplor
beberapa hal yang harusnya bisa memberikan tambahan pengetahuan mengenai
bagaimana cara menghadapi anak-anak. Karena pembagian tugas yang harus merata
antar anggota kelompok, maka saya tidak bisa full dalam berinteraksi dengan
anak-anak. Hal ini menurut saya cukup membatasi diri saya dalam mengumpulkan
pengalaman-pengalaman yang bisa saya ambil dari proses pembelajaran kemarin,
meski demikian saya tetap mencoba memaksimalkan diri saya mengumpulkan
pengalaman-pengalaman dan pengetahuan mengenai anak-anak selama proses
berlangsung.
c.
Tidak
menggunakan teknologi untuk berbagi pengetahuan secara efektif
Menurut saya, kami selaku kelompok yang
bertugas mengajar telah melakukan hal yang optimal dalam penggunaan teknologi
dalam proses pengajaran sehingga alasan ini menurut saya tidak menjadi penyebab
terhambatnya pengumpulan pengalaman untuk saya.
d.
Kesulitan
menangkap pengetahuan yang diperoleh
Pada saat proses pembelajaran
berlangsung, mungkin banyak hal yang bisa saya jadikan pengetahuan tambahan.
Namun saya juga menyadari, dengan keterbatasan waktu, kemampuan, dan pengalaman
yang saya miliki dalam berhadaan dengan anak-anak, membuat informasi-informasi
yang saya dapatkan jadi lebih terbatas karena saya cukup banyak memberikan
atensi kepada anak-anak dalam satu fokus saja.
e.
Adanya
pengekangan terhadap kreativitas
Dengan beragamnya kepribadian pada
anak-anak tersebut, ide-ide yang saya pikirkan sebelum proses berjalan yang
ingin saya lakukan jadi terbatas karena harus disesuaikan dengan keadaan dan
kemauan anak. Sehingga pengalaman yang saya dapatkan otomatis juga terbatas.
4.
Menurut Youth
dan Lucas menjadi sangat penting bahwa profesi guru mengembangkan pendekatan
sendiri untuk spesialisasi profesional di bidang pedagogi. Hallam dan Ireson
menyarankan beberapa kerangka kerja yang dimungkinkan oleh guru untuk
mengembangkan pendekatan sendiri untuk pedagogi (Danim, 2010, h. 104), yaitu :
a.
Pertimbangkan
tujuan pendidikan dan nilai-nilai yang mendukung pengajaran
Dengan adanya pertimbangan tentang
tujuan dari tiap sesi dari proses pembelajaran yang dilakukan, cukup
mengarahkan diri saya dalam bertindak pada saat proses berlangsung. Sehingga
terkadang apabila beberapa kejadian terjadi di luar perkiraan awal, misalnya
seperti respon dari anak yang tidak seperti diharapkan, saya mencoba mencari
ide lain guna membuat tujuan awal dari proses pembelajaran tersebut tidak
benar-benar gagal.
b.
Pengetahuan
tentang teori belajar
Di semester sebelumnya saya telah
mengetahui banyak teori belajar yang ada, dan dari situlah dasar saya juga
melakukan proses belajar. Tiap pertemuan pastinya memberikan saya informasi
baru tentang anak sehingga lebih mempermudah saya mengetahui cara-cara
‘menjinakkan’ mereka agar tidak banyak ‘bertingkah’ dengan menghindari hal-hal
yang menurut saya mungkin tidak mereka sukai dan melakukan hal yang menurut
saya mungkin dapat membuat mereka bisa diajak bekerja sama dengan baik dalam
proses pembelajaran tersebut.
c.
Pengetahuan
tentang konsep-konsep yang berbeda dari mengajar
Tiap anak memiliki kepribadian yang
berbeda-beda sehingga metode mengajarpun pastinya akan berbeda-beda apabila
ingin semua proses dapat optimal disampaikan untuk anak-anak. Kebetulan di
proses pembelajaran kelompok saya mempunyai pembagian yang adil dalam menangani
anak. Tiap anak mempunyai 1 orang kakak pendamping dalam tiap proses tersebut.
Dengan bermodalkan pengetahuan dari tiap pertemuan dengan anak, maka itu
menjadi modal untuk saya mendekati mereka dan mengajarkan mereka dengan
konsep-konsep yang disesuaikan dengan tipe mereka. Meskipun kenyataannya tidak
semua anak bisa saya taklukan sesuai dengan konsep yang saya gunakan.
d.
Pengetahuan
tentang model pembelajaran dan konsep dinamis karakteristik siswa, lingkungan,
proses pengajaran, dan jenis pembelajaran
Hampir sama dengan poin-poin sebelumnya,
dengan bermodalkan proses belajar yang saya dapatkan mengenai anak-anak
tersebut di setiap pertemuan membuat saya lebih mudah untuk mencoba berdaptasi
dengan cara-cara apa untuk membuat mereka lebih mudah menerima pembelajaran,
dan hal ini yang terkadang membuat saya mau tidak mau memodifikasi cara
mengajar saya agar mereka tidak menolak saya pada saat mengajar.
e.
Memahami
bagaimana pedagogi dapat dioperasionalkan di dalam kelas
Sebenarnya saya masih kurang memahami
pedagogi secara konsep yang mendalam. Namun dari pengetahuan-pengetahuan dasar
saya tentang pedagogi, memberikan saya bekal sedikit untuk menerapkannya pada
saat proses pembelajaran sehingga saya harus cukup bersabar dalam berinteraksi
dengan anak-anak agar konsep pedagogi tersebut dapat saya jalankan. Saya harus
benar-benar membuat anak dekat dengan saya terlebih dahulu agar dia mau
menuruti yang saya katakan sehingga saya bisa menuntun mereka untuk dapat
melakukan proses pembelajaran yang kelompok lakukan.
f.
Pengetahuan dan
keterampilan untuk mengevaluasi praktik, penelitian, dan teori yang berkaitan
dengan pendidikan
Ketika proses pembelajaran telah selesai
dan saya beserta kelompok harus menuliskan laporannya, saya pada akhirnya
melakukan evaluasi mengenai proses yang kami lakukan dengan beberapa teori yang
ada. Sehingga dengan adanya evaluasi ini, mungkin kedepannya saat saya harus
menghadapi anak-anak dalam mengajar, saya jadi mengetahui pendekatan seperti
apa yang tepat untuk saya lakukan pada anak-anak.
5.
Konten pedagogi
mengacu pada keterampilan pedagogis yang guru gunakan untuk menanamkan
pengetahuan khusus atau isi kurikulum kepada siswa (Danim, 2010, h. 108)
Karena proses
pembelajaran yang dilakukan adalah berhubungan dengan anak-anak dan konsep
pedagogi, maka secara otomatis pendekatan yang saya lakukan juga berunsurkan
pedagogi. Dengan adanya modal awal pada diri saya tentang konsep dasar
pedagogi, maka saya mencoba mengajarkan anak dengan cara yang sesuai dengan
konsep pedagogi, di mana saya berusaha menuntun anak dalam tiap proses
pembelajaran yang dilaluinya dengan cara yang mudah mereka mengerti. Sehingga
dengan menggunakan konsep pedagogi dalam melaksanakan proses pembelajaran
kemarin, maka ketika dievaluasipun, konten pedagogi dalam aktivitas selama
proses pedagogis yang saya lakukan menurut saya cukup banyak dan tampak.
Beginilah analisis yang mampu saya lakukan. Semoga bermanfaat bagi yang membacanya (^,^)
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
0 komentar:
Posting Komentar