Akhirnya
saya bertemu dengan tugas pertama mata kuliah Psikologi Belajar. Tugas yang
cukup menarik menurut saya ^^. Mahasiswa diminta untuk menuliskan pengalaman
yang berkenaan dengan teori yang ada pada materi yang akan kami pelajari minggu
ini. Awalnya saya bingung mau membahas pengalaman tentang apa.
Tapi, dengan semangat yang membara (lebay dikit -__-v) dan akhirnya saya menemukan titik terangnya :D
Tapi, dengan semangat yang membara (lebay dikit -__-v) dan akhirnya saya menemukan titik terangnya :D
Bismillahirrahmanirrahim..
Begini ceritanya ~
Suatu hari tepatnya saat saya sedang berada di bangku sekolah menengah, kebetulan saya bersekolah di Boarding School (sekolah berasrama) dimana dari hari Minggu sore sampai Sabtu siang saya akan menghabiskan waktu berada di lingkungan sekolah sebagai rumah kedua bagi saya. Dan secara otomatis, saya tinggal di asrama bersama dengan teman-teman saya lainnya. Untuk asrama, seluruh siswa dibagi ke dalam 5 jenis asrama. Tiga buah asrama putri dan dua buah asrama putra. Nah, singkat cerita bahwa saya tinggal di salah satu asrama yang beranggotakan tiap-tiap kamar berkisar 3-4 orang. Saat naik ke kelas 2 sempat terjadi pertukaran anggota kamar sehingga saya mendapatkan teman kamar atau bahasa gaulnya roommate yang baru, sehingga saya dituntut untuk beradaptasi dengan orang-orang baru dimana kami akan menghabiskan waktu selama 2 tahun ke depan untuk tinggal di kamar yang sama. Sebenarnya dari 3 orang roommates saya ini, 2 diantaranya merupakan teman yang cukup dekat dengan saya, ditambah lagi saat kelas 1 kami bertiga berada di kelas yang sama sehingga tidak menjadi sesuatu yang sulit bagi saya untuk beradaptasi dengan mereka. Namun dengan teman yang 1 lagi (sebut saja Rina), saya benar-benar harus bekerja ekstra dalam beradaptasi dengannya. Dan mengenai kepribadiannya, dia memang anak yang introvert dan sulit bergaul dengan kami bertiga yang lebih cenderung extrovert dan ribut -__-
Pada awalnya saya merasa sedikit kesal dengan sikap Rina yang sangat cuek dan cuma berbicara seadanya saja. Saya merasa sering dicuekin. Ditambah lagi kedisiplinannya yang sangat mengagumkan, bayangkan saja, dia sudah bangun pagi pada pukul 04.00 untuk mandi, bersiap-siap ke musholla untuk sholat subuh berjamaah, setelah pulang sholat, Ia bersiap untuk ke ruang makan, dan tepat berada di kelas pukul 07.00 WIB. Sedangkan saya beserta 2 teman saya lainnya bangun sekitar pukul 05.00 dan mandi setelah pulang dari musholla. Hal lain yang membuat saya sering terdiam dan salah tingkah apabila saya menanyakan tentang pelajaran yang sangat saya tidak sukai (baca: Fisika), dia pasti hanya menjawab “baca aja sendiri dari buku” dengan nada datar dan tanpa ekspresi -_____-. Meskipun pada akhirnya dia tetap akan mengajari bagian yang saya tanyakan itu apabila melihat ekspresi muka saya sudah pasrah :")
Seiring berjalannya waktu yang kami habiskan bersama-sama sebagai roommates, rasa kesal saya kepada Rina menghilang. Saya mulai belajar untuk menerima Rina serta sifatnya yang bertolak belakang dengan saya. Saya juga mulai terbiasa dengan segala sikap dinginnya dan tidak lagi salah tingkah apabila dia bersikap cuek kepada saya dan rommates lainnya.
Dari pengalaman ini, saya mengalami proses belajar (learning) yaitu proses multisegi yang biasanya dianggap sebagai sesuatu yang biasa saja oleh individu sampai mereka mengalami kesulitan saat menghadapi tugas yang kompleks. Aktivitas kognitif yang sering kita sebut belajar sangat berkaitan dengan 3 aspek unik dari kecerdasan manusia, yaitu:
1. Manusia
mampu mempelajari penemuan, penciptaan, dan ide-ide dari pemikiran besar dan
ilmuwan besar di masa lampau (pengalaman yang diwariskan; Vygotsky, 1924/1979).
2. Individu
mampu mengembangkan pengetahuan tentang tempat dan kejadian yang belum pernah
mereka alami secara personal melalui pengalaman milik orang lain (pengalaman
sosial).
3. Dan
yang terakhir, manusia menyesuaikan lingkungan dengan diri mereka, tidak hanya
beradaptasi dengan lingkungannya (pengalaman yang diulang).
Aktivitas kognitif yang saya lakukan mengenai sikap Rina terhadap saya dimulai dengan mengidentifikasi sifat-sifatnya yang saya pelajari dari pengamatan selama hidup bersama-sama dengannya. Kemudian dari identifikasi tersebut, saya mulai belajar untuk dapat beradaptasi dan terbiasa dengan sikapnya yang cenderung cuek.
Jika lebih dispesifikkan, maka teori Classical Conditioning cukup sesuai dengan proses belajar yang saya lakukan. Jadi, meskipun dia bersikap cuek terhadap saya, dikarenakan dia tetap membantu saya jika saya meminta pertolongannya, serta mengetahui bahwa sikapnya tersebut merupakan kepribadiannya, maka saya tidak kesal dan marah terhadapnya.
Begitulah pengalaman singkat saya saat SMA dulu, pada akhirnya saya dan seluruh roommates saya mampu menjalani kehidupan bersama-sama di asrama dan saling menerima sifat masing-masing pribadi meskipun berbeda satu sama lain. Dan tugas saya minggu inipun selesai. Tugas ini membuat saya semakin sadar bahwa di dunia ini kita tidak akan pernah lepas dari proses belajar agar menjadi seseorang yang lebih baik lagi dari waktu sebelumnya. Mungkin hal ini sejalan dengan quote berikut :
”Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Sedangkan orang-orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan.” – Mario Teguh
Saya yakin ketika saya mau belajar, maka saya dapat melewati waktu ke waktu dengan lebih baik lagi. Keep spirit ^^
FIGHTING
chingu-deul ~
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
0 komentar:
Posting Komentar