Senin, 23 September 2013

ANALISIS LEBIH TAJAM MENGENAI KULIAH ONLINE

ANALISIS KULIAH ONLINE DITINJAU DARI PSIKOLOGI GESTALT

Sudah sangat lama rasanya dari terakhir kali saya melaksanakan kuliah online dulu -_- dan kesempatan melaksanakan kuliah ini kembali terbuka lebar. Tepatnya hari Kamis tanggal 19 September 2013 lalu sekitar pukul 16.00 saya beserta rekan-rekan mata kuliah Psikologi Belajar melaksanakan kuliah ini. Mungkin yang terlintas pertama kali di pikiran kita ketika mendengar “kuliah online” bisa saja seperti pertanyaan “apa bisa kalau belajar ga bertatapan muka gitu?”, “apa mungkin bisa konsentrasi kalau belajarnya aja via internet?”, atau bahkan “wah, pasti belajarnya bisa sekalian nyantai”. Well, memang banyak pendapat dari tiap individu jika ditanya mengenai kuliah online. Ada yang pro dan tentu ada juga yang kontra. Itu wajar kok :D

Nah, bagaimana dengan pendapat saya? Jujur, saya suka sekali dengan metode ini. Memang pada dasarnya terkesan seperti bukan dalam setting belajar seperti yang biasa dilakukan di kampus. Tapi kalau kita mau lebih memahami dan memikirkan secara lebih dalam, justru metode ini memberikan banyak pelajaran dan proses belajar yang mungkin tidak kita dapat di perkuliahan konvensional.

Oke, kembali ke pembahasan awal, KULIAH ONLINE. Jadi, hari itu kami menjalankan perkuliahan melalui forum diskusi dari perangkat GMail. Kami semua bergabung di sebuah grup yang telah dibentuk oleh komting. Ketika mahasiswa yang tergabung dalam grup itu dirasa sudah cukup banyak, mulailah kami mengabsen dengan mengetik nama dan nim. Kemudian perkuliahanpun dimulai. Secara umum kuliah ini berjalan sukses dengan halangan yang tidak terlalu berarti. Tapi dibalik itu semua saya yakin banyak teman-teman yang memiliki perjuangan yang berbeda-beda dari saya. Apalagi kota ini kan sedang dilanda kontroversi listrik dan kudeta PLN yang membuat hati cenat-cenut dan terjadilah cemasisasi kalau tiba-tiba listrik padam dan sebagainya (korbannya Vicky -_-)

Membahas mengenai proses perkuliahan dan proses pembelajarannya, sebenarnya tanpa ataupun secara sadar, kita tidak pernah lepas dari yang namanya proses belajar. Jika lebih spesifik saya bahas berdasarkan teori, bisa saja dalam satu buah rangkaian kejadian, hal tersebut sudah termasuk ke dalam proses belajar. Bagaimana jika bahasan ini kita uraikan berdasarkan teori Gestalt? Lalu apa yang ada di dalam Psikologi Gestalt ini? Dalam teori Gestalt, perilaku yang harus dipelajari adalah perilaku “molar” bukan perilaku “molecular”. Jadi sesungguhnya yang ditinjau dari perspektif teori ini adalah perilaku secara keseluruhan, bukan spesifik dan mendetail. Teori ini juga berfokus terhadap persepsi seseorang. Mudahnya bisa dikatakan bahwa persepsi seseorang dapat dipengaruhi oleh stimuli keseluruhan yang ada dan bisa menciptakan suatu proses belajar.

Saya ingat ketika kuliah online berlangsung, walaupun semua setuju bahwa metode yang dilakukan dapat dikatakan sebagai kuliah online, tapi bisa saja tiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap kuliah tersebut. Ada yang hanya sekedar kuliah online, ada yang sambil belajar untuk lebih memahami bagaimana cara mengoptimalkan fungsi email, dan sebagainya. Jadi meskipun semua mengetahui bahwa metode tersebut adalah kuliah online, namun bagaimana seseorang mempersepsikan perkuliahan itu bisa berbeda-beda.

Berbicara mengenai persepsi, tidak bisa terlepas dari stimulus dan juga respon. 1 stimulus yang diberikan bisa saja menghasilkan banyak respon yang bervariasi. Ketika kuliah online kemarin dosen pengampu yaitu Ibu Dina memberikan sebuah stimulus berupa kesempatan bagi setiap mahasiswa untuk memberikan pendapatnya mengenai proses belajar di kuliah online berdasarkan teori belajar, maka tiap orang akan memberikan pendapatnya masing-masing dan tiap orang berpendapat berbeda-beda. Mengapa demikian? Hal tersebut terjadi karena persepsi tiap orang berbeda-beda dalam memaknai kuliah tersebut, dan dari segi mana orang tersebut mempersepsikan kuliah online dan proses belajarnya.

Dan cara untuk menyamakan persepsi yang berbeda-beda tersebut adalah dengan memberikan stimulus yang berulang. Ketika kuliah online kemarin ada beberapa mahasiswa yang memberikan respon yaitu pendapat yang tidak sesuai dengan yang diharapkan dosen, maka dosen memberikan feedback untuk membaca kembali posting yang diberikan dosen. Setelah itu barulah persepsi dari masing-masing orang terhadap stimulus yaitu posting-an dosen dapat dilihat dari sudut pandang yang sama.

Beberapa contoh di atas pada dasarkan sesuai dengan asumsi dasar dari teori Gestalt itu sendiri. Asumsi pertama yaitu perilaku yang harusnya kita pelajari adalah yang “molar” bukan “molecular”. Kita tidak berfokus dari satu persatu kegiatan yang ada di dalam kuliah online secara spesifik. Tapi kita melihat bagaimana dinamika dari perkuliahan online yang didalamnya terdiri dari kegiatan pengabsenan, menyampaikan pendapat, pemberian feedback dari dosen, dan penutupan dari dosen yang mengakhiri perkuliahan di forum tersebut.

Asumsi kedua dan ketiga yang menyatakan bahwa individu memahami aspek dari lingkungan sebagai organisasi stimuli dan merespon berdasarkan persepsi yang kita tangkap. Pertanyaan yang diutarakan dosen seperti meminta mahasiswa mengutarakan pendapatnya merupakan stimulus yang dipersepsikan bervariasi oleh tiap individu. Pendapat mahasiswa yang beragam serta feedback dari dosen merupakan respon yang tercipta dari persepsi masing-masing individu.

Dapat kita tarik kesimpulan bahwa proses belajar berdasarkan teori Gestalt berfokus pada respon yang dihasilkan dari persepsi kita akan stimulus yang ada dan dipandang secara keseluruhannya. Dan proses perkuliahan secara online nyatanya memiliki banyak sekali kesempatan bagi kita untuk belajar dari setiap hal yang kita lakukan, baik secara kita sadari maupun tidak.


Referensi : Gtedler, Margaret E. (2011). Learning and instruction, teori dan aplikasi. Jakarta: Kencana






Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

2 komentar:

psipddk3sks mengatakan...

Bukan sekedar testimoni, Desi....
Sebuah analisis gestalt yang relatif tajam .....
Nyaris SEMPURNA ..:)

thanks

zuhrati10069 mengatakan...

Wahh saya salah ya Bu, akan saya perbaiki Bu. Terima kasih atas feedback nya Bu :) Insyaallah kedepannya saya bisa lebih baik lagi dalam memahami dan menganalisis teori-teori belajar.

Posting Komentar