ANALISIS KULIAH ONLINE DITINJAU DARI
PSIKOLOGI GESTALT
Sudah sangat lama rasanya dari terakhir kali saya
melaksanakan kuliah online dulu -_-
dan kesempatan melaksanakan kuliah ini kembali terbuka lebar. Tepatnya hari Kamis
tanggal 19 September 2013 lalu sekitar pukul 16.00 saya beserta rekan-rekan
mata kuliah Psikologi Belajar
melaksanakan kuliah ini. Mungkin yang terlintas pertama kali di pikiran kita
ketika mendengar “kuliah online” bisa
saja seperti pertanyaan “apa bisa kalau belajar ga bertatapan muka gitu?”, “apa mungkin bisa konsentrasi
kalau belajarnya aja via internet?”, atau bahkan “wah, pasti belajarnya bisa
sekalian nyantai”. Well, memang banyak pendapat dari tiap
individu jika ditanya mengenai kuliah online.
Ada yang pro dan tentu ada juga yang kontra. Itu wajar kok :D
Nah, bagaimana dengan pendapat saya? Jujur, saya suka sekali
dengan metode ini. Memang pada dasarnya terkesan seperti bukan dalam setting
belajar seperti yang biasa dilakukan di kampus. Tapi kalau kita mau lebih
memahami dan memikirkan secara lebih dalam, justru metode ini memberikan banyak
pelajaran dan proses belajar yang mungkin tidak kita dapat di perkuliahan
konvensional.
Oke, kembali ke pembahasan awal, KULIAH ONLINE. Jadi, hari
itu kami menjalankan perkuliahan melalui forum diskusi dari perangkat GMail. Kami semua bergabung di sebuah
grup yang telah dibentuk oleh komting. Ketika mahasiswa yang tergabung dalam
grup itu dirasa sudah cukup banyak, mulailah kami mengabsen dengan mengetik
nama dan nim. Kemudian perkuliahanpun dimulai. Secara umum kuliah ini berjalan
sukses dengan halangan yang tidak terlalu berarti. Tapi dibalik itu semua saya
yakin banyak teman-teman yang memiliki perjuangan yang berbeda-beda dari saya. Apalagi
kota ini kan sedang dilanda kontroversi listrik dan kudeta PLN yang membuat
hati cenat-cenut dan terjadilah cemasisasi kalau tiba-tiba listrik padam dan
sebagainya (korbannya Vicky -_-)
Membahas mengenai proses perkuliahan dan proses
pembelajarannya, sebenarnya tanpa ataupun secara sadar, kita tidak pernah lepas
dari yang namanya proses belajar. Jika lebih spesifik saya bahas berdasarkan
teori, bisa saja dalam satu buah rangkaian kejadian, hal tersebut sudah
termasuk ke dalam proses belajar. Bagaimana jika bahasan ini kita uraikan
berdasarkan teori Gestalt? Lalu apa
yang ada di dalam Psikologi Gestalt ini? Dalam teori Gestalt, perilaku yang
harus dipelajari adalah perilaku “molar”
bukan perilaku “molecular”. Jadi
sesungguhnya yang ditinjau dari perspektif teori ini adalah perilaku secara keseluruhan, bukan
spesifik dan mendetail. Teori ini juga berfokus terhadap persepsi seseorang. Mudahnya
bisa dikatakan bahwa persepsi seseorang
dapat dipengaruhi oleh stimuli keseluruhan yang ada dan bisa menciptakan suatu
proses belajar.
Saya ingat ketika kuliah
online berlangsung, walaupun semua
setuju bahwa metode yang dilakukan dapat dikatakan sebagai kuliah online, tapi bisa saja tiap orang memiliki
persepsi yang berbeda-beda terhadap kuliah tersebut. Ada yang hanya sekedar
kuliah online, ada yang sambil belajar untuk lebih memahami bagaimana cara
mengoptimalkan fungsi email, dan
sebagainya. Jadi meskipun semua mengetahui bahwa metode tersebut adalah kuliah online, namun bagaimana seseorang
mempersepsikan perkuliahan itu bisa berbeda-beda.
Berbicara
mengenai persepsi, tidak bisa terlepas dari stimulus dan juga respon. 1
stimulus yang diberikan bisa saja menghasilkan banyak respon yang bervariasi. Ketika
kuliah online kemarin dosen pengampu
yaitu Ibu Dina memberikan sebuah stimulus berupa kesempatan bagi setiap
mahasiswa untuk memberikan pendapatnya mengenai proses belajar di kuliah online
berdasarkan teori belajar, maka tiap orang akan memberikan pendapatnya
masing-masing dan tiap orang berpendapat berbeda-beda. Mengapa demikian? Hal tersebut
terjadi karena persepsi tiap orang berbeda-beda dalam memaknai kuliah tersebut,
dan dari segi mana orang tersebut mempersepsikan kuliah online dan proses
belajarnya.
Dan
cara untuk menyamakan persepsi yang berbeda-beda tersebut adalah dengan
memberikan stimulus yang berulang. Ketika kuliah online kemarin ada beberapa mahasiswa yang memberikan respon yaitu
pendapat yang tidak sesuai dengan yang diharapkan dosen, maka dosen memberikan feedback untuk membaca kembali posting yang diberikan dosen. Setelah
itu barulah persepsi dari masing-masing orang terhadap stimulus yaitu posting-an dosen dapat dilihat dari
sudut pandang yang sama.
Beberapa
contoh di atas pada dasarkan sesuai dengan asumsi dasar dari teori Gestalt itu
sendiri. Asumsi pertama yaitu perilaku yang harusnya kita pelajari adalah yang “molar” bukan “molecular”. Kita tidak berfokus dari satu persatu kegiatan yang ada
di dalam kuliah online secara spesifik. Tapi kita melihat bagaimana dinamika
dari perkuliahan online yang
didalamnya terdiri dari kegiatan pengabsenan, menyampaikan pendapat, pemberian feedback dari dosen, dan penutupan dari
dosen yang mengakhiri perkuliahan di forum tersebut.
Asumsi
kedua dan ketiga yang menyatakan bahwa individu memahami aspek dari lingkungan
sebagai organisasi stimuli dan merespon berdasarkan persepsi yang kita tangkap.
Pertanyaan yang diutarakan dosen seperti meminta mahasiswa mengutarakan
pendapatnya merupakan stimulus yang dipersepsikan bervariasi oleh tiap
individu. Pendapat mahasiswa yang beragam serta feedback dari dosen merupakan respon yang tercipta dari persepsi
masing-masing individu.
Dapat
kita tarik kesimpulan bahwa proses belajar berdasarkan teori Gestalt berfokus
pada respon yang dihasilkan dari persepsi kita akan stimulus yang ada dan
dipandang secara keseluruhannya. Dan proses perkuliahan secara online nyatanya
memiliki banyak sekali kesempatan bagi kita untuk belajar dari setiap hal yang
kita lakukan, baik secara kita sadari maupun tidak.
Referensi : Gtedler, Margaret E. (2011). Learning and instruction, teori dan aplikasi. Jakarta: Kencana
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
2 komentar:
Bukan sekedar testimoni, Desi....
Sebuah analisis gestalt yang relatif tajam .....
Nyaris SEMPURNA ..:)
thanks
Wahh saya salah ya Bu, akan saya perbaiki Bu. Terima kasih atas feedback nya Bu :) Insyaallah kedepannya saya bisa lebih baik lagi dalam memahami dan menganalisis teori-teori belajar.
Posting Komentar